TOKOH SOSIOLOGI : MAX WEBER (1864-1920)

Oleh :
Rheina Arfiana
Mahasiswi Sosiologi 2020, Universitas Nasional
Gambar 1. Max Weber

Max Weber adalah salah satu tokoh penting dalam sosiologi yang lahir tahun 1864 di Erfurt, Jerman. Max Weber tumbuh di Borjuis, ayahnya adalah anggota dewan kota sekaligus politisi yang cukup terkenal. Dari remaja, Weber terpikat dengan dunia akademis dan menelaah ekonomi, hukum, serta filsafat di Universitas Heidelberg Berlin dan University of Gottingen. Tahun 1897 Weber menanggung depresi terus-menerus karena kematian ayahnya, ketertarikan Weber terhadap ilmu sosial istimewanya sosiologi timbul sesudah kondisi kejiwaannya pulih dalam waktu beberapa tahun kemudian.

Gambar 2. Karya Max Weber

Salah satu karya Weber yang terkenal adalah The Protestant Ethic and The Spririt of Capitalism, dalam The Protestant Ethic Weber mencoba mengetahui antara doktrin keagamaan dengan semangat kapitalisme. Data statistik yang berhasil Weber kumpulkan memperlihatkan mayoritas pemilik modal pemimpin perusahaan dan tenaga kerja ahli di Jerman merupakan pengikut ajaran Kristen Protestan. Weber menjalankan penyelidikan dan menemukan salah satu cabang ajaran Kristen Protestan, yakni calvinisme mempunyai doktrin yang berkompetibel dengan semangat kapitalisme.

Menurut Weber doktrin calvinisme yang dibawa Richard Baxter penerus John Calvin penuh dengan semangat kerja keduniawian yang mendesak pemeluknya untuk bekerja dan mengerahkan kekayaan sebanyak-banyaknya. Doktrin calvinisme memberi pelajaran bahwa kegiatan ekonomi bentuk pelayanan kepada Tuhan, selain itu doktrin ini mengatakan kekayaan seorang individu membuktikan kecintaan Tuhan terhadap individu tersebut. Hal tersebut menyebabkan pemeluk ajaran calvinisme bersaing mengerahkan kekayaan untuk membuktikan rasa cinta Tuhan atas dirinya, lewat Protestan Ethic Weber menyatakan selain hasrat menjadi kaya dan perkembangan teknologi motivasi internal yang berasal dari nilai-nilai tertentu, dalam kasus ini agama turut berperan dalam membentangkan semangat kapitalisme.

Karya-karya Weber membawa pengaruh yang penting untuk perkembangan sosiologi, pemikiran Weber berpusat pada ide dan nilai menjadi alternatif sekaligus kritik untuk pemilik pemikiran Marx yang bersifat kebendaan. Selain itu, tulisan-tulisan Weber tidak jarang dijadikan rujukan utama saat membahas topik-topik dalam bagian sosiologi politik, hukum dan ekonomi. Secara akademis pemikiran Weber mempengaruhi karya-karya sosiolog pada waktu yang sama, seperti Anthony Giddens dan Danveer Borju, pemikiran Weber juga berpengaruh terhadap lahirnya diskusi-diskusi berhubungan dengan modernitas dan pos modernitas.

Menurut Max Weber terdapat dua kriteria tindakan sosial, yakni tindakan disebut tindakan sosial apabila mempunyai makna subjektif yang artinya orang yang akan melakukan sesuatu tindakan itu mempunyai makna itu mempunyai tujuan tertentu dan ini dilaksanakan secara sadar, sehingga tindakan sosial hanyalah dilaksanakan oleh orang-orang yang mempunyai kesadaran untuk melaksanakan sesuatu tersebut. Jadi tindakan sosial harus mempunyai makna subjektif, mempunyai tujuan tertentu dan dilaksanakan secara sadar. Kemudian kriteria kedua adalah ditujukan atau memperhitungkan tindakan individu lain, yang artinya tindakan itu bertujuan untuk mempengaruhi atau ada pengaruh bagi individu lain atau sebaliknya tindakan itu dipengaruhi oleh individu lain.

Tipe-tipe tindakan sosial, menurut Max Weber:

1. Tindakan rasional instrumental/ rasional murni, yaitu tindakan yang tujuan dan cara yang difungsikan untuk mencapainya dipastikan dengan pendapat rasional. Misalnya mengikuti kuliah, masuk perguruan tinggi agar nantinya bisa sarjana, wisuda dengan predikat cumlaude.

2. Tindakan rasional nilai, yaitu tindakan yang tujuanya sudah dipastikan oleh nilai- nilai ideologis atau agama, selagi instrumennya dipastikan oleh pendapat rasional. Misalnya tujuannya adalah ingin memperoleh kepuasan dalam kehidupan sebagai penganut agama dengan melaksanakan sedekah, sedekah salah satu cara seorang muslim atau umat lainnya sebagai penganut yang taat, tujuannya ingin mendapatkan ridho Allah SWT.

3. Tindakan tradisional, yaitu tindakan yang berasal dari warisan turun temurun, tanpa refleksi sadar dan perencanaan. Tipe tindakan ini di mana seseorang atau masyarakat melaksanakan tindakan karena sudah menjadi tradisi turun-temurun dari generasi ke generasi. Misalnya melakukan upacara-upacara adat, seperti upacara adat Suku Tengger di kawasan Gunung Bromo yang disebut dengan Upacara Kasada begitu juga upacara-upacara menyambut Maulid Nabi Muhammad SAW.

4. Tindakan afeksi, yaitu tindakan yang dipengaruhi oleh perasaan yang meluap-luap. Seperti perasaan sedih lalu menangis atau perasaan gembira lalu berteriak-teriak dengan senang atau perasaan marah lalu dengan segala memperlihatkan perasaan seseorang yang menunjukkan kemarahan kepada siapapun. Contohnya seseorang yang merasa sedang jatuh cinta.

Daftar Referensi

Badruddin, Syamsiah. (2020, 3 Oktober), Desember. Tokoh Sosiologi : Max Weber (1864-1920). https://www.youtube.com/watch?v=iWwmCObtREE&t=466s

Gambar

Pamungkas, Setyo. (2013, 10 Oktober). Konstruksi Pemikiran Max Weber. Di akses pada 2 Mei 2021, dari https://setyopamungkas.wordpress.com/2013/10/10/konstruksi-pemikiran-max-weber/  

Wikipedia. Etika Protestan dan Semangat Kapitalisme. Di akses pada 2 Mei 2021, dari https://id.wikipedia.org/wiki/Etika_Protestan_dan_Semangat_Kapitalisme

Diterbitkan oleh rheinaarfi

Mahasiswi Sosiologi- Universitas Nasional. Tertarik melakukan kegiatan sosial dan mahir berkomunikasi.

Tinggalkan komentar

Rancang situs seperti ini dengan WordPress.com
Ayo mulai